Showing posts with label Berita Terbaru. Show all posts
Showing posts with label Berita Terbaru. Show all posts

Saturday, September 4, 2010

Gempa Guncang Bengkulu 6 SR

Gempa Guncang Bengkulu 6 SR - Gempa bumi berkekuatan 6,0 Skala Ritcher (SR) mengguncang wilayah Bengkulu, Sabtu (4/9/2010) dini hari pukul 00.06 WIB.

Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, pusat gempa berada di 3.76 lintang selatan (LS) - 101.81 bujur timur (BT) dengan kedalaman 28 kilometer di bawah permukaan laut.

Gempa ini terasa di 36 km barat daya Kota Lais, Bengkulu, 46 km barat daya Padangbetuah, Bengkulu, 50 km barat laut, Kota Bengkulu, 83 km barat daya Muaraaman, Bengkulu, dan 618 km barat laut Jakarta.

BMKG memprakirakan gempa ini tidak berpotensi memicu gelombang tsunami

Monday, August 9, 2010

ABU BAKAR BAASYIR DITANGKAP

ABU BAKAR BAASYIR DITANGKAP ABU BAKAR BAASYIR DITANGKAP - Abu Bakar Ba'asyir, amir Jamaah Anshorut Tauhid yang juga pimpinan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Solo, Jawa Tengah, Abu Bakar Ba'asyir Senin ditangkap Densus 88 di Ciamis, Jawa Barat. Sudah beberapa hari ini Ba'asyir berada di Jawa Barat mengisi sejumlah acara dakwah. Densus menyergapnya pagi tadi saat Ba'asyir hendak pulang menuju Jawa Tengah. Ikut ditangkap bersama Ba'asyir antara lain sopirnya, seorang pengawal, dan istri Ba'asyir.

Setiap penyergapan yang dilakukan Densus 88 pasti terkait dengan terorisme. Maka, bisa disimpulkan, Ba'asyir tersandung kasus terorisme. Pertanyaannya kemudian, pada bagian mana Ba'asyir terlibat? Belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait penangkapan ini.

Bukan kali ini saja Ba'asyir harus berurusan dengan aparat negara. Tahun 1983, Abu Bakar Ba'asyir ditangkap bersama dengan Abdullah Sungkar oleh pemerintah Orde Baru. Ia dituduh menghasut orang menolak asas tunggal Pancasila. Ia juga melarang santrinya melakukan hormat bendera karena menurut dia itu perbuatan syirik. Di pengadilan, keduanya divonis 9 tahun penjara.

Namun tahun 1985, Ba'asyir dan Abdullah Sungkar melarikan diri ke Malaysia saat mereka dikenai tahanan rumah. Di Malaysia itulah Ba'asyir disebut-sebut membentuk gerakan Islam radikal, Jemaah Islamiah, yang menjalin hubungan dengan Al Qaeda. Meski demikian, Ba'asyir tidak pernah mengakui keberadaan Jemaah Islamiah.

Nama Ba'asyir kembali mencuat ke permukaan pascabom Bali I. Namanya disebut-sebut sebagai Amir Jamaah Islamiah. Pada 18 Oktober 2002, Ba'asyir ditetapkan tersangka oleh Kepolisian Negara RI menyusul pengakuan Omar Al Faruq kepada Tim Mabes Polri di Afganistan. Al Faruq adalah salah seorang tersangka pelaku pengeboman di Bali. Namun, di pengadilan Ba'asyir hanya didakwa melakukan pelanggaran keimigrasian. Di tingkat kasasi Ba'asyir divonis satu tahun enam bulan penjara.

Yang paling anyar, nama Ba'asyir kembali disebut-sebut saat Densus melakukan penggerebekan terhadap sejumlah terduga teroris di Pejaten, Jakarta Selatan,. Para terduga teroris adalah anggota Jamaah Anshorut Tauhid (JAT). Polisi menengarai kelompok ini berperan menyokong kelompok teroris yang berlatih militer di Aceh. Mereka yang ditangkap diduga meyuplai logistik, anggaran, dan merekrut anggota yang akan berlatih di Aceh.

Baasyir adalah Amir JAT. Beberapa saat setelah penangkapan itu Ba'asyir melakukan klarifikasi. Ia membenarkan, sejumlah orang yang ditangkap di Pejaten adalah anggota JAT. Namun, JAT melepaskan diri dari anggota yang terlibat terorisme. Garis perjuangan JAT, jelas Ba'asyir, adalah amar makruf nahi mungkar.


"JAT tidak berjihad pakai senjata. Kami berpegangan, sebelum diserang pakai senjata, jangan angkat senjata. Tetapi, terhadap mereka yang jihad dengan senjata, kami tetap menghargai," kata Ba'asyir dalam keterangan pers di Sukoharjo, Jawa Tengah,.

Ba'asyir, menyangkal JAT menggalang dana untuk mendanai kegiatan terorisme. Pihaknya memang menggalang dana guna pembinaan laskar, tetapi jumlah yang terkumpul tidak banyak. Apakah Ba'asyir dicokok Densus terkait aktivitasnya di JAT? Kita tunggu keterangan polisi...

Sunday, August 8, 2010

Front Pembela Islam (FPI) Bantah Serang Jemaat HKBP

Front Pembela Islam (FPI) Bantah Serang Jemaat HKBP - Sebelumnya, beredar isu massa FPI mengejar-ngejar jemaat HKBP yang melakukan kebaktian di lahan kosong sekitar gereja di Ciketing, Mustika Jaya,.

Front Pembela Islam (FPI) menyatakan dengan tegas, aksi penyerangan terhadap jemaat gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pondok Indah Timur, di Kampung Ciketing Asem, Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat, bukan dilakukan anggotanya.

Menurut Habib Noval, yang benar adalah penyerangan dilakukan oleh warga, bukan FPI. "Tidak ada dari FPI. Tidak benar kabar tersebut. Itu masyarakat biasa," ujar Habib Noval, Sekretaris FPI Jakarta .
Apalagi, menurutnya, selama Ramadan, tidak ada instruksi dari pusat ke daerah-daerah untuk melakukan aksi baik itu penggerebekan, penyerangan atau aksi lainnya. FPI, lanjut Noval, berusaha mengikuti instruksi pemerintah dan tidak akan melakukan razia apapun.

"Selama Ramadan saya tegaskan, termasuk hari ini atas nama FPI seluruh Indonesia tidak akan turun, dan mengikuti instruksi pemerintah," tuturnya. Jadi, lanjut dia, kalau ada kabar yang mengatakan bahwa aksi di Bekasi dilakukan oleh FPI adalah berita bohong.

Sementara Rumadi, peneliti dari Wahid Institute menerima laporan bahwa para jemaat HKBP ini didatangi oleh sekelompok orang saat menjalankan ibadah pagi ini, tetapi sempat dihalau oleh polisi.

Menurut Rumadi, sesungguhnya intimidasi kegiatan beragama sudah dilakukan sejak sebulan lalu. Ketika itu, jemaat HKBP yang berjumlah sekitar 100 orang melaksanakan kegiatan ibadah di Pondok Indah Timur di Bekasi. Kemudian, karena tidak nyaman, mereka membeli tanah dan pindah menjalankan ibadah di lokasi tersebut.